Setiap
organisasi menggantungkan diri pada sistem informasi untuk mempertahankan
kemampuan berkompetisi. Sistem adalah kumpulan sumberdaya yang berhubungan
untuk mencapai tujuan tertentu. Informasi adalah data yang berguna yang dioleh
sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat. Akuntasi,
sebagai suatu sistem informasi, mengidentifikasi, mengumpulkan, dan mengkomunikasikan
informasi ekonomik mengenai suatu badan usaha kepada beragam orang. Jadi, Sistem
Informasi Akuntansi adalah kumpulan sumberdaya, seperti manusia dan
peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi. Informasi inilah
dikomunikasikan kepada beragam pengambil keputusan.
Siklus-Siklus
Pemrosesan Transaksi
Sistem Informasi Akuntansi meliputi beragam aktivitas yang berkaitan dengan siklus-siklus
pemrosesan transaksi perusahaan, yaitu :
1. Siklus pendapatan. Kejadian-kejadian
yang berkaitan dengan pendistribusian barang dan jasa ke entitas-entitas lain
dan pengumpulan pembayaran-pembayaran yang berkaitan.
2. Siklus pengluaran. Kejadian-kejadian
yang berkaitan dengan perolehan barang dan jasa dari entitas-entitas lain dan
pelunasan kewajiban-kewajiban yang berkaitan.
3. Siklus produksi . Kejadian-kejadian
yang berkaitan dengan pengubahan sumberdaya menjadi barang dan jasa.
4. Siklus keuangan . Kejadian-kejadian
yang berkaitan dengan peroleh dan manajemen dana-dana modal, termasuk kas.
Siklus-siklus transaksi yang lazim.
Siklus
|
Peristiwa (Event) yang biasanya
tercakup
|
Pendapatan
Pembelanjaan
Manajemen Sumberdaya
Konversi Produk
Pelaporan keuangan dan buku besar umum
|
·
Penjualan produk atau jasa
· Penerimaan tunai dari
produk atau jasa yang terjual.
· Pembelian bahan atau jasa
· Pengeluaran tunai untuk
membayar bahan atau jasa yang dibeli.
· Pembelian, pemeliharaan,
dan pengeluaran dana, fasilitas, dan sumberdaya manusia.
· Konversi bahan baku menjadi
barang jadi melalui penggunaan tenaga kerja dan overhead.
· Kompilasi
transaksi-transaksi akunting dari siklus-siklus transaksi lainnya.
· Penyediaan laporan-laporan
keuangan.
|
Sasaran
dan Fungsi Siklus
Siklus buku besar umum dan pelaporan keuangan, menyediakan informasi untuk
serangkaian laporan keuangan mengenai suatu lingkungan akunting.
Semua sistem buku besar umum harus melaksanakan :
1. Mengumpulkan data transaksi
2. Memproses arus masuk transaksi
3. Menyimpan data transaksi
4. Melakukan pengendalian akunting
5. Menyediakan laporan keuangan
6. Mengklasifikasikan dan mengkodekan data
dan perkiraan transaksi
Sumber
Data dan Masukan
Sumber
Sistem buku umum menerima masukan
dari berbagai macam sumber.
Sumber-sumber masukan buku besar umum adalah transaksi-transaksi keuangan yang
secara tradisional telah dimasukkan ke dalam buku besar umum, yaitu :
· Tranaksi tidak rutin yang
terjadi selama periode akunting.
· Transaksi penyesuaian
akhir periode yang : (a) berulang dan (b) tidak berulang.
· Transaksi balikan
(Reversing transaction).
Bentuk-Bentuk
Masukan
·
Sistem Manual . Dokumen sumber primer bagi system buku besar umum adalah
lembar jurnal buku besar umum yang secara umum menggantikan lembar
jurnal umum. Lembar jurnal biasanya disiapkan untuk setiap transaksi tidak
rutin, penyesuaian, dan balikan. Lembar jurnal sering disapkan untuk
meringkaskan hasil setumpuk transaksi rutin yang telah dimasukkan ke
jurnal-jurnal khusus secara manual.
· Sistem Berdasarkan
Komputer . Bentuknya berbeda dengan bentuk yang digunakan pada sistem
manual.
Arus
dan Pemrosesan Data
Dalam sistem tradisional, data
transaksi mengalir ke dalam jurnal (baik jurnal khusus maupun jurnal umum),
kemudian dibukukan ke buku besar pembantu, dan akhir dibukukan ke buku pembantu
dan akhirnya dibukukan ke buku besar umum.
Dalam sistem berdasarkan komputer, data transaksi dimasukkan ke dari formulir
dan untuk sementara disimpan di pita magnetik atau dipiringan magnetik.
Data
Base
Data base
yang menyangkut sistem buku besar umum dan pelaporan keuangan berisikan
berbagai arsip induk, arsip transaksi, dan arsip riwayat. Disamping data
keuangan mengenai status berjalan dan peristiwa-peristiwa yang lalu, data base
juga memuat data yang dianggarkan yang berkaitan dengan operasi dan status masa
depan yang direncanakan. Walaupun kandungan dan juga komposisi persisnya akan
berbeda untuk setiap perusahaan arsip-arsip berikut cukup mewakili :
1. Arsip Induk Buku Besar Umum
2. Arsip Riwayat Buku Besar Umum
3. Arsip Induk Pusat Tanggungjawab
4. Arsip Induk Anggaran
5. Arsip Format Lapangan Keuangan
6. Arsip Lembar Jurnal Berjalan
7. Arsip Riwayat Lembar Jurnal.
Pengendalian Akunting
Sistem buku besar umum diharapkan
menyediakan laporan-laporan yang andal bagi berbaga macam pengguna. Maka dari
itu, sistem ini harus secara independent harus memeriksa sistem-sitem
pemrosesan transaksi komponen, secara cermat memantau rangkaian transaksi
non-rutin yang diterimanya dan secara akurat mencatat dan membukukan data dari
semua transaksi.
Pengendalian Umum
Pengendalian umum yang sesuai adalah
:
1. Organisatoris, fungsi membukukan lembar jurnal
ke buku besar umum harus dipisahkan dari fungsi penyiapan dan pengesahan lembar
jurnal dan dari fungsi penyiapan neraca percobaan dari buku besar umum.
2. Dokumentasi harus berdiri setidak-tidaknya
atas uraian lengkap bagan perkiraan ditambah dengan pedoman prosedur buku besar
umum.
3. Pelaksanaan operasional, yang mencakup jadwal
akhir periode dan penyiapan laporan pengendalian, harus ditetapkan secara jelas.
4. Tindakan pengamanan harus dilakukan (untuk
sistem on-line) dengan teknik-teknik seperti (a) mengharuskan petugas
memasukkan kata sandi sebelum mengakses arsip buku besar umum, (b) menggunakan
terminal khusus untuk untuk entri data lembar jurnal, (c) menghasilkan laporan
audit (log akses) yang memantau entri dan (d) menuangkan buku besar umum ke
pita magnetik pendukung.
Pengendalian Transaksi
Pengendalian dan prosedur
pengendalian berikut yang berkaitan langsung dengan perkiraan buku besar umum
dan pemrosesan pada umumnya cukup memadai.
1. Lembar jurnal yang telah diberi
nomor disiapkan di bagian akunting atau keuangan yang sesuai.
2. Data pada lembar jurnal, seperti
nomor perkiraan, diperiksa akurasinya :
· Dalam sistem manual, petugas buku besar umum melakukan
pemeriksaan, jika perlu mengacu kepada bagan perkiraan dan pedoman prosedur.
· Dalam sistem berdasarkan
computer, pemeriksaan utamanya dilakukan dengan program edit komputer.
3. Kesalahan yang terdeteksi dalam
entri jurnal dikoreksi sebelum data digunakan dalam pembukuan ke buku besar
umum.
4. Lembar jurnal yang telah disahkan
dibukukan oleh petugas khusus yang tidak terlibat dalam penyiapan atau
pengesahan.
· Dalam sistem manual lembar
jurnal dibukukan oleh petugas buku besar umum langsung ke lembar buku besar
umum.
· Dalam sistem tumpuk
berdasarkan komputer lembar jurnal diketikkan oleh petugas entri data ke media
magnetik, kemudian tumpukkan entri disortir berdasarkan nomor perkiraan buku
besar umum dan dibukukan selama operasi komputer ke perkiraan yang
bersangkutan.
· Dalam sistem berdasarkan
on-lie lembar jurnal dimasukkan langsung ke sistem, dengan bantuan layar
praformat pada terminal CRT; kemudian entri dibukukan oleh sistem komputer,
biasanya secara langsung, ke perkiraan.
5. Kesetaraan debet dan kredit untuk setiap entri
jurnal yang dibukukan harus dipastikan.
6. Total jumlah yang dibukukan dari
entri jurnal tumpuk ke perkiraan buku besar umum dibandingkan dengan total
pengendali yang telah dihitung sebelumnya.
7. Acuan-silang yang memadai dilakukan
untuk memungkinkan rangkaian audit yang jelas.
8. Lembar jurnal diarsipkan menurut
nomor, dan secara berkala arsip ini diperiksa untuk memastikan bahwa urutan
nomor telah benar dan lengkap.
9. Entri jurnal penyesuaian standar
disimpan pada lembar pra-cetak, guna membantu pembukuan.
10. Neraca percobaan perkiraan buku
besar umum disiapkan secara berkala, dan selisih antara debet total dengan
kredit total diselidiki secara cermat.
11. Saldo perkiraan kendali buku besar
umum direkonsiliasi secara berkala terhadap total saldo dalam perkiraan buku
besar pembantu.
12. Laporan akhir periode khusus dicetak
untuk dipelajari oleh akuntan dan manajer sebelum laporan keuangan disiapkan.
13. Telaah berkala entri jurnal dan
laporan-laporan keuangan dilakukan oleh manajer dan bila mungkin, prosedur buku
besar umum dikaji oleh auditor internal.
Laporan
Keuangan
Laporan keuangan yang dihasilkan oleh sistem buku umum dapat diklasifikasikan
sebagai analisis buku besar umum, laporan keuangan, dan laporan manajerial.
Bagan
Perkiraan Berkode
Buku besar disusun berdasarkan fondasi yang dikenal sebagai bagan perkiraan.
Yang paling cocok untuk mengkodean bagan perkiraan, yaitu : kode blok dan kode
kelompok.
PEMROSESAN TRANSAKSI
Salah satu tujuan sistem informasi adalah mendukung operasi harian perusahaan.
Tujuan ini dicapai melalui : (1) pemrosesan transaksi-transaksi yang disebabkan
baik oleh sumber-sumber ekstern maupun intern, dan (2) menyiapkan
keluaran-keluaran seperti dokumen-dokumen operasional dan laporan-laporan
keuangan.
Kerangka Pemrosesan Transaksi
A. Jaringan Kerja Keseluruhan Perusahaan
Pemrosesan transaksi terjadi selaras dengan operasi perusahaan. Perangkat
gabungan sistem-sistem pemrosesan transaksi serupa dengan jaringan kerja yang
kompleks dari operasi-operasi fisik, proses kertas kerja dan arus
data/informasi yang saling bergantung.
B. Sistem Informasi Fungsional
Sistem operasional dan organisasi perusahaan pada umumnya dibagi berdasarkan
fungsi. Untuk memungkinkan pengendalian yang efektif dan efisien atas operasi
dan koordinasi kegiatan-kegiatan manajerial. Sistem informasinya haruslah
dibagi menurut fungsi-fungsi yang sama. Macam-macam subsistem informasi
fungsional pada tiap-tiap industri berbeda-beda. Bahkan antara satu perusahaan
dengan perusahaan lainnya dalam industri yang sama juga berbeda. Setiap
subsistem informasi fungsional berkaitan erat dengan penyediaan pengendalian
yang ketat terhadap satu atau beberapa sistem pemrosesan transaksi. Hal yang
sama pentingnya adalah hubungan yang ada pada setiap subsistem informasi
fungsional diantara tingkat operasional dan tingkat manajerial. Subsistem
informasi fungsional membantu arus informasi transaksi kepada manajer-manajer
fungsional.
Komponen-Komponen Pemrosesan
Transaksi
Pemrosesan
transaksi terjadi dalam suatu proses. Proses ini yang dikenal sebagai siklus
akunting. Siklus akunting membutuhkan beragam komponen pembangun.
Komponen-komponen ini meliputi dokumen sumber, jurnal dan register, lejer dan
arsip (file) laporan dan keluaran-keluaran lain, bagan rekening dan kode-kode
lain, rangkaian audit, metode dan alat-alat pemrosesan, serta pengendalian.
A. Dokumen
Sumber
Kebanyakan
transaksi dicatat pada dokumen sumber, selain menyediakan catatan-catatan
tertulis dokumen sumber berfungsi :
a. Memicu
meng-otorisasi operasi fisik
Sebagai contoh surat pesanan
penjualan meng-otorisasi pengiriman barang dan gangguan kepada pelanggan.
b. Memantau
arus fisik
Misalnya surat pesanan penjualan
digunakan untuk memperlihatkan pergerakan barang pesanan dari gudang ke tempat
pengiriman.
c. Mencerminkan
akuntabilitas atas tindakan yang diambil
Misalnya tagihan dari pemasok
diparaf untuk memperlihatkan bahwa tagihan ini sudah diperiksa kebenarannya.
d. Menjaga
kemutakhiran dan kelengkapan basis data
Sebagai contoh kopi faktur penjualan
digunakan untuk memutakhirkan saldo dalam catatan sediaan. Catatan pelanggan
dan kemudian diarsipkan untuk kepentingan riwayat penjualan.
e. Menyediakan
data yang dibutuhkan untuk keluaran
Misalnya data dalam surat pesanan
penjualan digunakan untuk menyiapkan faktur penjualan dan ikhtiar penjualan.
B. Jurnal dan
Register
Jurnal
dan register merupakan catatan akunting yang memuat data dalam urutan
kronologis. Jurnal merupakan catatan akunting formal awal dalam sistem manual.
Mengikhtiarkan data transaksi dalam satu keuangan. Register berfungsi sebagai
pengganti jurnal atau catatan kronologis atau buku harian untuk data atau
peristiwa yang tidak bersifat keuangan.
C. Buku Besar
dan Arsip
Buku
besar (ledger) mengikhtiarkan status perkiraan dalam satuan keuangan. Nilai
transaksi yang muncul dalam jurnal dipindahkan atau diposkan ke pos perkiraan
yang sesuai. Melalui proses posting ini status setiap perkiraan yang
terpengaruh dimutakhirkan dengan menaikkan atau menurunkan saldo perkiraan
sebesar nilai transaksi. Jadi, jika jurnal menekankan pada kegiatan transaksi,
buku besar menekankan pada status perkiraan.
D. Laporan
dan Dokumen
Berbagai
laporan umumnya dihasilkan dari pemrosesan transaksi. Salah satu jenis keluaran
laporan dikenal sebagai laporan keuangan. Sejumlah besar dokumen operasional
juga dihasilkan oleh sistem pemrosesan transaksi. Beberapa dari dokumen ini
dihasilkan untuk memicu tindakan. Dokumen lain dihasilkan untuk mencatat
tindakan-tindakan yang telah diselesaikan. Dokumen operasional tertentu yang
disiapkan oleh sistem pemrosesan transaksi perusahaan menjadi masukan dokumen
sumber untuk pemrosesan lebih lanjut.
E. Bagian
Perkiraan dan Kode Lainnya
Transaksi
akunting harus diklasifikasikan dan dikodekan sebelum diposkan ke dalam buku
besar. Bagan perkiraan merupakan daftar berkode dari perkiraan-perkiraan yang
termuat dalam buku besar umum perusahaan. Pada dasarnya, ini merupakan struktur
data keuangan perusahaan. Bagan perkiraan ini bukan saja memungkinkan
pengklasifikasian dan pengkodean data transaksi melainkan juga menyediakan
elemen-elemen data rinci untuk menyusun dan menyajikan informasi dalam laporan
keuangan.
F. Rangkaian
Audit
Rangkaian
audit adalah seperangkat mata rantai yang dibentuk oleh elemen-elemen
pemrosesan transaksi pokok. Rangkaian audit merupakan alat untuk melakukan
penelusuran dari dokumen-dokumen sumber melalui jurnal dan buku besar sampai ke
total ikhtisar dalam laporan keuangan atau keluaran keuangan lainnya, dan
sebaliknya. Disamping membantu audit sistem pemrosesan transaksi. Rangkaian
audit memungkinkan :
(1) Koreksi
kesalahan yang terdeteksi
(2) Menjawab pertanyaan
(3) Rekonstruksi arsip
G. Tindakan
Pengendalian dan Pengamanan
Pemrosesan
transaksi yang baik menuntut adanya berbagai tindakan pengendalian dan
pengamanan. Contoh pengendalian yang telah dijelaskan meliputi bagan perkiraan,
perkiraan pengendali, rangkaian audit, dan metode pemrosesan sekali tulis.
Pengendalian seperti itu harus didukung dengan dokumentasi yang memadai,
meliputi : (1) manual prosedur, dan (2) uraian tanggung jawab yang dibebankan
kepada mereka yang terlibat dalam pemrosesan transaksi.
Arus
Transaksi Melalui Siklus Akunting
Tiap-tiap
sistem pemrosesan transaksi menggabungkan komponen-komponen yang telah
disinggung sebelumnya ketika transaksi menjalani keseluruhan siklus akunting.
Pada bagian ini kita menelusuri arus penjualan, penerimaan tunai, pembelian,
pengeluaran tunai, dan transaksi pembayaran gaji.
A. Transaksi
Penjualan
Untuk
kepentingan siklus akunting, arus dimulai dengan dokumen sumber yang dikenal
sebagai faktur penjualan. Data dari tiap-tiap faktur penjualan : (1) dimasukkan
ke dalam jurnal penjualan, dan (2) diposkan sebagai debet ke perkiraan
pelanggan dalam buku besar pembantu piutang.
B. Transaksi
Penerimaan Tunai
Cek
yang diterima dari pelanggan merupakan dokumen sumber yang mengawali pencatatan
sebagian besar transaksi penerimaan tunai. Tetapi, karena cek sebenarnya adalah
uang tunai, ia tidak boleh digunakan dalam pemrosesan. Sebagai gantinya,
dokumen yang dinamakan tanda bukti penerimaan disiapkan. Nilai yang terlihat
dalam bukti penerimaan kemudian : (1) dimasukkan ke dalam jurnal penerimaan
tunai, dan (2) diposkan sebagai kredit ke catatan pelanggan pada buku besar
pembantu piutang usaha.
C. Transaksi
Pembelian
Jika
terjadi transaksi pembelian, dapat dilakukan salah dari tindakan berikut, yakni
: (1) tagihan digunakan sebagai sumber langsung jumlah yang dimasukkan ke dalam
jurnal pembelian atau register tagihan, (2) tagihan terlebih dahulu dipindahkan
ke voucher pengeluaran, dan dari sini nilai kewajiban tersebut dimasukkan ke
dalam register voucher.
D. Transaksi
Pengeluaran Tunai (Kas)
E. Transaksi
Pembayaran Gaji
F. Transaksi
Akunting Lainnya
Pengendalian Intern
Dalam teori akuntansi dan organisasi, pengendalian intern atau kontrol intern
didefinisikan sebagai suatu proses, yang dipengaruhi olehsumber daya manusia
dan sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk membantu organisasi
mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu. Pengendalian intern merupakan
suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu
organisasi. Ia berperan penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan
(fraud) dan melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud (sepertimesin
dan lahan) maupun tidak (seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual seperti
merek dagang).Adanya sistem akuntansi yang memadai, menjadikan akuntan
perusahaan dapat menyediakan informasi keuangan bagi setiap tingkatanmanajemen,
para pemilik atau pemegang saham, kreditur dan para pemakai laporan keuangan (stakeholder)
lain yang dijadikan dasar pengambilan keputusan ekonomi. Sistem tersebut dapat
digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan operasi
perusahaan. Lebih rinci lagi, kebijakan dan prosedur yang digunakan secara
langsung dimaksudkan untuk mencapai sasaran dan menjamin atau menyediakan
laporan keuangan yang tepat serta menjamin ditaatinya atau dipatuhinya hukum
dan peraturan, hal ini disebutPengendalian Intern, atau dengan kata lain bahwa
pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam
operasiperusahaan untuk menyediakan informasi keuangan yang handal serta
menjamin dipatuhinya hukum dan peraturan yang berlaku.Pada tingkatan
organisasi, tujuan pengendalian interacting dengan keandalan laporan keuangan,
umpan balik yang tepat waktu terhadap pencapaian tujuan-tujuan operasional dan
strategis, serta kepatuhan pada hukum dan regulasi. Pada tingkatan transaksi
spesifik, pengendalian intern merujuk pada aksi yang dilakukan untuk mencapai
suatu tujuan tertentu (mis. memastikan pembayaran terhadap pihak ketiga
dilakukan terhadap suatu layanan yang benar-benar dilakukan). Prosedur
pengedalian intern mengurangi variasi proses dan pada gilirannya memberikan
hasil yang lebih dapat diperkirakan. Pengendalian intern merupakan unsur kunci
pada Foreign Corrupt Practices Act(FCPA) tahun 1977 dan Sarbanes-Oxley tahun
2002 yang mengharuskan peningkatan pengendalian intern pada
perusahaan-perusahaan publik Amerika Serikat.
Tujuan
pengendalian intern
Tujuan pengendalian intern adalah menjamin manajemen perusahaan agar:
• Tujuan perusahaan yang ditetapkan akan dapat dicapai.
• Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat dipercaya.
• Kegiatan perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Pengendalian intern dapat mencegah kerugian atau pemborosan pengolahan sumber
daya perusahaan. Pengendalian intern dapat menyediakan informasi tentang
bagaimana menilai kinerja perusahaan dan manajemen perusahaan serta menyediakan
informasi yang akan digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan.
Elemen-elemen Pengendalian Intern
Committee of Sponsoring Organizations of the Treatway Commission (COSO)
memperkenalkan adanya lima komponen pengendalian intern yang meliputi
Lingkungan Pengendalian (Control Environment), Penilaian Resiko (Risk
Assesment), Prosedur Pengendalian (Control Procedure), Pemantauan (Monitoring),
serta Informasi dan Komunikasi (Information and Communication).
Unsur Sistem Pengendalian Intern
Unsur pokok SPI adalah :
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab
fungsional secara tegas.
2. Sistem
wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup
terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.
3. Praktek
yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
4. Karyawan
yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
Ad. 1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara
tegas.
Struktur
organisasi merupakan kerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional
kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
pokok perusahaan. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi
didasarkan pada prinsip-prinsip berikut :
a. Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari
fungsi akuntansi. Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk
melaksanakan suatu kegiatan (misal : pembelian)
Fungsi
penyimpanan adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk menyimpan aktiva
perusahaan.
Fungsi
akuntansi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk mencatat peristiwa
keuangan perusahaan.
b. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk
melaksanakan semua tahap suatu transaksi.
Ad. 2. Sistem
wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup
terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.
Dalam
organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat
yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh
karena itu, dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian
wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Selanjutnya,
prosedur pencatatan yang baik akan menghasilkan informasi yang teliti dan dapat
dipercaya mengenai kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya suatu organisasi.
Ad. 3. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan
fungsi setiap unit organisasi.
Cara-cara
yang umum ditempuh perusahaan dalam menciptakan praktek yang sehat adalah :
a. Penggunaan
formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus dipertanggung-jawabkan
oleh yang berwenang.
b. Pemeriksaan
mendadak (surprised
audit). Pemeriksaan mendadak dilaksanakan tanpa pemberitahuan lebih
dahulu kepada pihak yang akan diperiksa, dengan jadwal yang tidak teratur.
c. Setiap
transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau
satu unit organisasi tanpa ada campur tangan dari orang atau unit organisasi
lain.
d. Perputaran
jabatan (job
rotation). Perputaran jabatan yang diadakan secara rutin akan dapat
menjaga independensi pejabat dalam melaksanakan tugasnya, sehingga
persekongkolan diantara mereka dapat dihindari.
e. Keharusan
pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.
f. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek
aktivitas unsur-unsur SPI yang lain. Unit organisasi ini disebut satuan
pengawas intern atau staf pemeriksa intern. Agar efektif dalam menjalankan
tugasnya, satuan pengawas intern ini harus tidak melaksanakan fungsi operasi,
fungsi penyimpanan, dan fungsi akuntansi, serta harus bertanggung jawab kepada manajemen puncak.
Ad. 4. Karyawan
yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
Diantara
4 unsur pokok SPI, unsur mutu karyawan merupakan unsur SPI yang paling penting.
Jika perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan jujur, unsur SPI yang lain
dapat dikurangi sampai batas yang minimum, dan perusahaan tetap mampu
menghasilkan pertanggung-jawaban keuangan yang dapat diandalkan.
Daftar
Pustaka
Accounting
Information System, Marshall B. Romney and Paul Jhon Steinbart, Edisi 8
http://gudangmakalah.blogspot.com/2009/04/makalah-pemrosesan-transaksi-dan_10.html