Nama : Andre Suyanto
NPM : 1A113367
Kelas : 4KA44
Tugas : Softskill Portofolio II ( ILMU
BUDAYA DASAR )
B.
Manusia
dan Keindahan
a.
Pengertian
Keindahan
Kata keindahan berasal dari suku kata
indah, yang berarti bagus, permai, cantik, elok, molek, dan sebagainya. Benda
yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, pemandangan alam, manusia,
rumah, suara, warna dan sebagainya. Keindahan adalah identik dengan kebenaran.
Menurut The Liang Gie dalam bukunya
“Garis Besar Estetik” (Filsafat Keindahan) dalam bahasa Inggris keindahan itu
diterjemahkan dengan kata “beautiful”, Perancis “beau”, Italia dan Spanyol
“bello”, kata-kata itu berasal dari bahasa Latin “bellum”. Akar katanya adalah
“bonum” yang berarti kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi
“bonellum” dan terakhir dipendekkan sehingga ditulis “bellum”.
Selain itu menurut luasnya dibedakan
pengertian :
1. Keindahan Dalam Arti Luas
Keindahan dalam arti luas, terdiri dari
:
o
Keindahan Seni
o
Keindahan Alam
o
Keindahan Moral
o
Keindahan Intelektual.
2. Keindahan Dalam Arti Estetika Murni
Keindahan dalam arti estetik murni
menyangkut pengalaman estetik seorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu
yang diserapnya.
3. Keindahan Dalam Arti Terbatas Dalam
Hubungannya Dengan Penglihatan
Keindahan dalam arti yang terbatas, mempunyai arti
yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap
dengan penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna. Keindahan tersusun
dari berbagai keselarasan dan kebalikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan
kata-kata. Ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan
hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan
si pengamat.
b.
Nilai
Estetika
Dalam rangka teori umum tentang nilai
The Liang Gie menjelaskan bahwa, pengertian keindahan dianggap sebagai salah
satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomi, nilai pendidikan,
dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup
dalam pengertian keindahan disebut nilai estetika. Dalam “Dictionary of
Sociology and Related Science” diberikan rumusan tentang nilai sebagai berikut
:
“The believed Capacity of any object to
saticgy a human desire. The Quality of any object which causes it be of
interest to an individual or a group” (Kemampuan yang dianggap ada pada suatu
benda yang dapat memuaskan keinginan manusia. Sifat dari suatu benda yang
menarik minat seseorang atau suatu kelompok).
Hal itu berarti, bahwa nilai adalah semata-mata
adalah realita psikologi yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan,
karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada hendaknya itu sendiri. Nilai
itu (oleh orang) dianggap terdapat pada suatu benda sampai terbukti letak
kebenarannya.
c.
Perbedaan
Nilai Ekstrinsik Dengan Nilai Instrintik
1. Nilai Ekstrinsik
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari
suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (“instrumental!
Contributory value”), yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu
contohnya puisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, baris, sajak,
dan irama, itu disebut nilai ekstrinsik.
2. Nilai Intrinsik
Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang
bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu
sendiri. Contohnya : pesan puisi yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui
(alat benda) puisi itu disebut nilai intrinsik.
d.
Definisi
Kontemplasi dan Ekstansi
Kontemplasi adalah dasar dalam diri
manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah yang merupakan suatu proses
bermeditasi merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari
nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil penciptaan.
Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia
untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah.
Apabila kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan
dengan kreativitas, maka kontemplasi itu faktor pendorong untuk menciptakan
keindahan, sedangkan ekstansi merupakan faktor pendorong untuk merasakan,
menikmati keindahan. Karena derajat atau tingkat kontemplasi dan ekstansi itu
berbeda-beda antara setiap manusia, maka tanggapan terhadap keindahan karya
seni juga berbeda-beda
e.
Teori
– teori Dalam Renungan
Renungan berasal dari kata renung,
artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan
dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung.
Dalam merenung untuk menciptakan seni
ada beberapa teori. Teori-teori itu ialah : teori pengungkapan, teori
metafisik, dan teori psikologik.
1. Teori Pengungkapan
Dalil dari teori ini ialah bahwa “Art is
an expression of human feeling” (seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan
manusia). Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang
seniman ketika menciptakan suatu karya seni.
2. Teori Metafisik
Teori seni yang bercorak metafisik
merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang
karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetika filsafati, konsepsi
keindahan, dan teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengemukakan suatu teori
peniruan (imitation theory).
3. Teori Psikologis
Teori-teori metafisik dari para filsuf
yang bergerak diatas taraf manusiawi dengan konsepsi-konsepsi tentang ide
tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, karena terlampau
abstrak dan spekulatif. Sebagian ahli estetika dalam abad modem menelaah
teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya
dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasaikan
psikoanalisa dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan
keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman.
Suatu teori lain tentang sumber seni ialah teori
permainan yang dikembangkan oleh Freedrick Schiller (1757-1805) dan Herbert
Spencer (1820-1903). Menurut Schiller, asal mula seni adalah dorongan batin
untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri seseorang. Sebuah teori
lagi yang dapat dimasukkan dalam teori psikologis ialah teori penandaan
(signification Theory) yang memandang seni sebagi suatu lambang atau tanda dari
perasaan manusia.
f.
Teori
– teori Keserasiaan
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata
rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai
itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran, dan seimbang. Keserasian
merupakan bagian atau yang dapat mewujudkan keindahan. Perpaduan misalnya :
Lagu atau nyanyian-nyanyian merupakan unsur pertentangan antara suara
tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-halus yang terpadu begitu rupa sehingga
telinga kita dibuat asyik mendengarkan dan hati kita pun merasa puas, tetapi
apabila dalam keasyikan itu tiba-tiba terdengar suara yang sumbang kita pun
tentunya akan merasa kecewa dalam hal lagu irama yang indah merupakan
pertentangan yang serasi.
Sumber :
http://sanusiadam79.wordpress.com/2013/04/04/manusia-dan-keindahan/
http://hadi27.wordpress.com/rangkuman-manusia-dan-keindahan-serta-manusia-dan-penderitaan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar