Nama
Kelompok :
Achmad
Rifai (1A113368)
Andre
Suyanto (1A113367)
Auri
Sophan Zikrullah (1A113400)
I.
Ilmu Pengetahuan Teknologi Dan Kemiskinan
A.
Ilmu Pengetahuan
1.
Pengertian Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan atau
ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan
pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi
ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan
kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya dan kepastian ilmu-ilmu
diperoleh dari keterbatasannya.
Ilmu merujuk kepada
kefahaman manusia terhadap sesuatu perkara, yang mana ia merupakan kefahaman
yang sistematik dan diusahakan secara sadar. Pada umumnya, ilmu mempunyai
potensi untuk dimanfaatkan demi kebaikan manusia.
2.
Sebutkan 4 Hal Sikap Yang Ilmiah
a)
Sikap Ingin Tahu
b)
Sikap Kritis
c)
Sikap Terbuka
d)
Sikap Objektif
B.
Teknologi
1.
Pengertian Teknologi
Teknologi adalah
keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi
kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Secara umum, teknologi dapat
didefinisikan sebagai entitas, benda maupun tak benda yang diciptakan secara
terpadu melalui perbuatan dan pemikiran untuk mencapai suatu nilai.
2.
Ciri-ciri Fenomena Teknik Pada Masyarakat
Fenomena teknik pada
masyarakat kini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagian
berikut :
a)
Rasionalistas,
artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan
dengan perhitungan rasional.
b)
Artifisialitas,
artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah.
c)
Otomatisme,
artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan secara otomatis.
Demikian juga dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non teknis menjadi
kegiatan teknis.
d)
Teknik
berkembang pada suatu kebudayaan.
e)
Monisme, artinya
semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung.
f)
Universalisme,
artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat
menguasai kebudayaan.
g)
Otonomi artinya
teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.
3.
Ciri-ciri Teknologi Barat
a)
Bersifat
Intensif pada semua kegiatan manusia.
b)
Cenderung bergantung
pada sifat ketergantungan.
c)
Selalu berpikir
bahwa barat adalah pusat dari segala teknologi.
C.
Kemiskinan
1.
Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan lazimnya
dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang
pokok. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian,
tempat berteduh, dan lain-lain.
2.
Ciri-ciri Manusia Yang Hidup Dibawah Garis
Kemiskinan
Berdasarkan ukuran ini
maka mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
Ø Tidak memiliki factor-faktor produksi sendiri
seperti tanah, modal, ketrampilan. Dll.
Ø Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset
produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan ataua
modal usaha.
Ø Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai taman
SD.
Ø Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas
Ø Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak
mempunyai ketrampilan.
3.
Fungsi Kemiskinan
Jika kita menganut teori
fungsionalis dan statistika (Davis), maka kemiskinan memiliki sejumlah fungsi :
Ø Fungsi ekonomi : penyediaan dana untuk pekerjaan
tertentu, menimbulkan dana sosial, membuka lapangan kerja baru dan memanfaatkan
barang bekas.
Ø Fungsi sosial : menimbulakan altruisme (kebaikan
spontan) dan perasaan, sumber imajinasi kesulitan hidup bagi si kaya, sebagai
ukuran kemajuan bagi kelas lain dan merangsang munculnya badan amal.
Ø Fungsi kultural : sumber inspirasi kebijaksanaan
teknokrat dan sumber inspirasi sastrawan dan memperkaya budaya saling mengayomi
antara sesama manusia.
Ø Fungsi politik : sebagai kelompok gelisah atau
masyarakat marginal untuk saling bersaing bagi kelompok lain.
II.
Agama Dan Masyarakat
A.
Fungsi Agama
1.
Fungsi Agama Dalam Masyarakat
a)
Sumber pedoman
hidup
b) Mengatur tata
cara hubungan manusia dengan tuhannya ataupun manusia dengan manusia.
c)
Tuntunan tentang
kebenaran atau kesalahan
d)
Pedoman
mengungkapkan rasa kebersamaan
e)
Pedoman untuk
menanamkan keyakian
f)
Pedoman
keberadaan.
g)
Pengungkapan
estetika (keindahan)
h)
Pedoman untuk
rekreasi dan hiburan.
i) Memberikan
identitas pada manusia sebagai umat suatu agama.
2.
Dimensi Komitmen Agama
Dimensi komitmen agama
menurut Roland Robertson:
Ø Dimensi keyakinan mengandung perkiraan/harapan bahwa
orang yang religius akan menganut pandangan teologis tertentu.
Ø Praktek agama mencakup perbuatan-perbuatan berbakti,
yaitu perbuatan untuk melaksanakan komitmen agama secara nyata.
Ø Dimensi pengerahuan, dikaitkan dengan perkiraan.
Ø Dimensi pengalaman memperhitungkan fakta, semua
agama mempunyai perkiraan tertentu.
Ø Dimensi konsekuensi dari komitmen religius berbeda
dengan tingkah laku perseorangan.
B.
Pembagian Agama
1.
3 Tipe Ikatan Agama Dengan Masyarakat
Kaitan agama dengan
masyarakat dapat mencerminkan tiga tipe, meskipun tidak menggambarkan sebenarnya
secra utuh (Elizabeth K. Nottingham, 1954) :
Masyarakat yang terbelakang dan nilai-nilai sakral.
Masyarakat tipe ini
kecil, terisolasi, dan terbelakang. Anggota masyrakat menganut agama yang sama.
Oleh karenanya keanggotaan mereka dalam masyarakat dan dalam kelompok keagamaan
adalah sama. Agama menyusup ke dalam kelompok aktivitas yang lain.
Sifat-sifatnya :
a)
Agama memasukkan
pengaruhnya yang sacral ke dalam system nilai masyarakat secra mutlak.
b)
Dalam keadaan
lain selain keluarga relatif belum berkembang, agama jelas menjadi fokus utama
bagi pengintegrasian dan persatuan dari masyarakat secara keseluruhan.
Masyarakat pra-industri yang sedang berkembang.
Keadaan masyarakatnya
tidak terisolasi, ada perkembangan teknologi yang lebih tinggi darpada tipe
pertama. Agama memberikan arti dan ikatan kepada system nilai dalam tiap
mayarakat ini, tetapi pada saat yang sama lingkungan yang sacral dan yang
sekular itu sedikit-banyaknya masih dapat dibedakan.
2.
Jelaskan Tentang Pelembagaan Agama
Pelembagaan agama
adalah suatu tempat atau lembaga untuk membimbing, membina dan mengayomi suatu
kaum yang menganut agama. Pelembagaan Agama di Indonesia yang mengurusi
agamanya, yaitu :
Ø Islam : MUI
MUI atau Majelis Ulama
Indonesia adalah Lembaga Swadaya Masyarakat yang mewadahi ulama, zu’ama, dan
cendikiawan Islam di Indonesia untuk membimbing, membina dan mengayomi kaum
muslimin di seluruh Indonesia. Majelis Ulama Indonesia berdiri pada tanggal, 7
Rajab 1395 Hijriah, bertepatan dengan tanggal 26 juli 1975 di Jakarta, Indonesia.
Ø Kristen : Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI)
PGI (dulu disebut Dewan
Gereja-gereja di Indonesia – DGI) didirikan pada 25 Mei 1950 di Jakarta sebagai
perwujudan dari kerinduan umat Kristen di Indonesia untuk mempersatukan kembali
Gereja sebagai Tubuh Kristus yang terpecah-pecah. Karena itu, PGI menyatakan
bahwa tujuan pembentukannya adalah “mewujudkan Gereja Kristen Yang Esa di
Indonesia.”
Ø Katolik : Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI)
Konferensi Waligereja
Indonesia (KWI atau Kawali) adalah organisasi Gereja Katolik yang beranggotakan
para Uskup di Indonesia dan bertujuan menggalang persatuan dan kerja sama dalam
tugas pastoral memimpin umat Katolik Indonesia. Masing-masing Uskup adalah
otonom dan KWI tidak berada di atas maupun membawahi para Uskup dan KWI tidak
mempunyai cabang di daerah. Keuskupan bukanlah KWI daerah. Yang menjadi anggota
KWI adalah para Uskup di Indonesia yang masih aktif, tidak termasuk yang sudah
pensiun. KWI bekerja melalui komisi-komisi yang diketuai oleh Uskup-Uskup. Pada
2006 anggota KWI berjumlah 36 orang, sesuai dengan jumlah keuskupan di
Indonesia (35 keuskupan) ditambah seorang uskup dari Ambon (Ambon memiliki 2
uskup)
Ø Hindu : PHDI
Parisada Hindu Dharma
Indonesia ( PHDI ) ialah: Majelis tertinggi umat Hindu Indonesia.
Ø Budha : MBI
Majelis Buddhayana
Indonesia adalah majelis umat Buddha di Indonesia. Majelis ini didirikan oleh
Bhante Ashin Jinarakkhita pada hari Asadha 2499 BE tanggal 4 Juli 1955 di
Semarang, tepatnya di Wihara Buddha Gaya, Watugong, Ungaran, Jawa Tengah,
dengan nama Persaudaraan Upasaka-Upasika Indonesia (PUUI) dan diketuai oleh
Maha Upasaka Madhyantika S. Mangunkawatja.
Ø Konghucu : MATAKIN
Majelis Tinggi Agama
Khonghucu Indonesia (disingkat MATAKIN) adalah sebuah organisasi yang mengatur
perkembangan agama Khonghucu di Indonesia. Organisasi ini didirikan pada tahun
1955.
Keberadaan umat
beragama Khonghucu beserta lembaga-lembaga keagamaannya di Nusantara atau
Indonesia ini sudah ada sejak berabad-abad yang lalu, bersamaan dengan
kedatangan perantau atau pedagang-pedagang Tionghoa ke tanah air kita ini.
Mengingat sejak zaman Sam Kok yang berlangsung sekitar abad ke-3 Masehi, Agama
Khonghucu telah menjadi salah satu di antara Tiga Agama Besar di China waktu
itu; lebih-lebih sejak zaman dinasti Han, atau tepatnya tahun 136 sebelum Masehi
telah dijadikan Agama Negara.
C.
Agama, Konflik, Dan Masyarakat
# Contoh Kasus Konflik Agama Dan Masyarakat
Konflik antara
Yahudi-Islam yang masih hangat dalam ingatan kita. Konflik ini berawal dari
kepercayaan orang Yahudi akan tanah yang dijanjikan Allah kepada mereka yang
dipercayai terletak di daerah Israel, termasuk Yerusalem, sekarang. Pasca
perbudakan Mesir, ketika orang Yahudi melakukan eksodus ke Mesir namun kemudian
malah diperbudak sampai akhirnya diselamatkan oleh Musa, orang Yahudi kemudian
kembali ke tanah mereka yang lama, yaitu Israel. Akan tetapi, pada saat itu
orang Arab telah bermukim di daerah itu. Didasarkan atas kepercayaan itu,
kemudian orang Yahudi mulai mengusir Orang Arab yang beragama Islam itu. Inilah
sebenarnya yang menjadi akar konflik Israel dan Palestina dalam rangka
memperebutkan Jerusalem. Konflik ini semakin panas ketika unsur politik mulai
masuk.
Sumber:
http://dara9.files.wordpress.com/2008/05/sikap-ilmiah.pdf
http://riantinuri.blogspot.com/2013/03/teknologi.html
http://jagkedd.blogspot.com/2012/10/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan.html
http://aji-pangestu.blogspot.com/2011/01/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan.html
https://madrilitas.wordpress.com/2014/01/15/tugas-portofolio-ke-4/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar